Pengertian Dan Fungsi Pneumatik
Pneumatik merupakan cabang teoritis aliran atau mekanika fluida dan
tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem
saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai (device) dan
sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat. Udara yang
dimampatkan adalah udara yang diambil dari udara lingkungan yang
kemudian ditiupkan secara paksa ke dalam tempat yang ukurannya relatif
kecil.
Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri (dunia
perusahaan) (dan khususnya dalam teknik mesin) merupakan ilmu
pengetahuan dari semua proses mekanis dimana udara memindahkan suatu
gaya atau suatu gerakan. Dalam pengertian yang lebih sempit pneumatik
dapat diartikan sebagai teknik udara mampat (compressed air technology).
Sedangkan dalam pengertian teknik pneumatik meliputi : alat-alat
penggerakan, pengukur-an, pengaturan, pengendalian, penghubungan dan
perentangan yang meminjam gaya dan penggeraknya dari udara mampat. Dalam
penggunaan sistem pneumatik semuanya menggunakan udara sebagai fluida
kerja dalam arti udara mampat sebagai pendukung, pengangkut, dan pemberi
tenaga.
Adapun ciri-ciri dari para perangkat sistem pneumatik yang tidak dipunyai oleh sistem alat yang lain, adalah sebagai berikut :
1. Sistem pengempaan, yaitu udara disedot atau diisap dari
atmosphere kemudian dimampatkan (dikompresi) sampai batas tekanan kerja
tertentu (sesuai dengan yang diinginkan). Dimana selama terjadinya
kompresi ini suhu udara menjadi naik.
2. Pendinginan dan penyimpanan, yaitu udara hasil kempaan yang naik
suhunya harus didinginkan dan disimpan dalam keadaan bertekanan sampai
ke obyek yang diperlukan.
3. Ekspansi (pengembangan), yaitu udara diperbolehkan untuk berekspansi dan melakukan kerja ketika diperlukan.
4. Pembuangan, yaitu udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke atmosphere (dibuang).
Kelebihan dan Kekurangan Pneumatik
Kelebihan dari alat penumatik yang sangat menonjol adalah karena udara
dapat mengembang dengan begitu kuat dan cepat di ruangan yang sempit
dalam waktu yang relatif singkat. Berdasarkan itu maka peralatan
pneumatik banyak digunakan di indistri-industri dan pabrik-pabrik. Juga
karena beberapa bukti yang nyata bahwa dalam berbagai masalah untuk
otomatisasi tidak ada media lain yang dapat dipakai secara lebih mudah
dan ekonomis.
Selain dari kelebihan di atas, alat pneumatik juga mempunyai
kelebihan-kelebihan lainnya sehingga alat pneumatik seringkali
diutamakan dibandingkan alat-alat yang lain. Kelebihan-kelebihan itu
antara lain bisa dilihat dari: (Thomas Krist, 1993 : 6-8) (Krist,T,
1993)
1. Fluida kerja yang mudah diperoleh dan mudah ditransfer
a. Udara dimana saja tersedia dalam jumlah yang tak terhingga.
b. Saluran-saluran balik tidak diperlukan, karena udara bekas
(udara yang telah memuai dan telah menyerahkan energinya) dapat dibuang
bebas.
2. Dapat disimpan dengan baik.
a. Sumber udara mampat (kompresor) hanya memproduksi udara mampat
kalau udara itu memang digunakan, jadi kompresor tidak selalu bekerja.
b. Pengangkutan dan penyimpanan dari tangki-tangki penampungan juga dimungkinkan.
3. Bersih dan kering.
a. Udara mampat adalah bersih, jadi kalau ada kebocoran pada
saluran pipa benda-benda kerja ataupun bahan-bahan tidak akan menjadi
kotor.
b. Udara mampat adalah kering, jadi kalau ada kerusakan pipa-pipa
tidak akan ada pengotoran-pengotoran, bintik (stain) minyak dan
sebagainya.
4. Tidak peka terhadap suhu.
a. Udara bersih dapat digunakan sepenuhnya pada suhu-suhu tinggi dan pada nilai-nilai yang rendah.
b. Udara mampat juga dapat digunakan di tempat-tempat yang sangat panas.
c. Peralatan-peralatan atau saluran-saluran pipa dapat digunakan secara aman dalam lingkungan yang panas sekali.
5. Aman terhadap ledakan dan kebakaran.
a. Keamanan kerja serta produksi besar dari udara mampat tidak mengandung bahaya kebakaran maupun ledakan.
b. Alat-alat pneumatik dapat digunakan tanpa dibutuhkan pengamanan yang mahal dan luas.
6. Kesederhanaan (mudah dipelihara)
a. Karena kontruksinya sangat sederhana, peralatan-peralatan udara mampat hampir tidak peka gangguan.
b. Konstruksinya yang sederhana menyebabkan waktu motase
(pemasangan) menjadi singkat, kerusakan-kerusakan seringkali dapat
diperbaiki sendiri.
c. Komponen-komponennya dengan mudah dipasang dan setelah dibuka
dapat digunakan kembali untuk penggunaan-penggunaan lainnya.
7. Konstruksi kokoh.
Pada umumnya komponen pneumatik kostruksinya kokoh sehingga tahan terhadap gangguan dan perlakuan-perlakuan kasar.
Namun demikian, udara bertekanan dan peralatan pneumatik masih tetap
juga mempunyai kelemahan-kelemahan. Kekurangan dari sistem pneumatik
antara lain: (Thomas Krist, 1993 : 9-10)
1. Gangguan suara (bising).
Udara yang ditiup keluar menyebabkan kebisingan (desisan) terutama dalam ruang-ruang kerja yang sangat mengganggu.
2. Mudah menguap (volatile).
Udara mampat mudah menguap (volatile). Terutama dalam jaringan
udara-udara mampat yang besar dan luas dapat terjadi kebocoran-kebocoran
yang banyak dan menyebabkan udara mampat mengalir keluar.
3. Bahaya pembekuan.
Pada waktu pemuaian (expansion) mendadak dan penurunan suhu yang
berkaitan dengan pemuaian mendadak ini, dapat terjadi pembentukan es.
4. Gaya tekan terbatas.
Udara mampat hanya dapat membangkitkan gaya yang terbatas. Untuk
gaya-gaya yang besar pada suatu tekanan bisa dalam jaringan, dan
dibutuhkan diameter torak yang besar.
5. Biaya energi tinggi.
Biaya produksi udara mampat tinggi, oleh karena itu untuk produksi dan distribusi dibutuhkan peralatan-peralatan khusus.
Prinsip Dasar Kerja Pneumatik
Sistem pneumatik adalah suatu sistem yang menggunakan udara sebagai
media kerjanya, dimana untuk menghasilkan kerja tersebut udara
dimampatkan terlebih dahulu. Sistem-sistem pneumatik terutama terdiri
dari suatu kompresor udara atau perapat udara (sumber udara mampat),
motor-motor udara mampat (pemakai-pemakai udara mampat) ditambah dengan
bagian-bagian pengatur dan pengendali. Untuk lebih jelasnya berikut
adalah gambar sistem pneumatik secara rinci.
Gambar Sistem Peumatik
Keterangan gambar:
1. Kompresor adalah peralatan yang dipergunakan untuk menghasilkan
udara kempa, udara akan diserap dan dimampatkan oleh kompresor yang
digerakkan oleh motor listrik.
2. After Cooler, salah satu alat yang digunakan untuk mendinginkan
udara kempa dengan menggunaka air atau media lain yang dapat berfungsi
sebagai pendingin udara kempa.
3. Main Line Air Filter, peralatan yang berfungsi untuk mengeleminir debu dan air serta kandungan minyak pada udara kempa.
4. Refrigerated Air Dryer, alat ini berfungsi untuk mengeringkan
udara basah atau udara yang masih mengandung embun atau titk air,
sehingga dapat menghasilkan udara kempa yang benar-benar kering.
5. Air Filter, alat ini dipergunakan untuk menyaring debu yang terbawa oleh air.
6. Air Pressure Reducing Valve, berfungsi untuk mereduksi udara
kempa pada batas yang dikehendaki dan menjaga agar tetap konstan pada
saat digunakan.
7. Air Lubricator, alat ini berfungsi untuk mensuplai pelumas
kedalam udara kempa dengan menggunakan aliran udara sehingga peralatan
dapat bekerja dengan halus dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang
panjang.
8. Air Silincer, berfungsi untuk mereduksi nozel yang timbul sampai pada batas yang aman.
9. Air Flow (Change Selenoide Valve), berfungsi untuk
merubah(mengubah) aliran lkangsung dari kompresor dengan cara membuka
atau menutup katup yang menerima singnal elektrik.
10. Speed Control Valve, berfungsi mengontrol kecepatan silinder dengan mengatur valve aliran dari udara kempa.
11. Air Cylinder, berfungsi untuk merubah energi udara kempa menjadi gaya yang efektif dan gerakan.
Untuk menstabilkan udara kempa, biasanya dibelakang kompresor
disambungkan tangki penampung, sehingga tekanan udara yang keluar
menjadi stabil, selain itu kompresor dapat dihemat kerjanya, karena
hasil kerjanya dapat sewaktu-waktu dipergunakan tanpa dibangkitkan
terlebih dahulu.
Instalasi pneumatik pada dasarnya terdiri dari perubah energi atau
pengalihragaman energi. Arus energi melalui suatu instalasi pneumatik
mengalir seperti pada bagan di bawah ini :
Gambar Instalasi Pneumatik Sebagai Perubah Energi
Dari bagan dapat dijelaskan bahwa :
1. Perubahan energi mekanik dari penggerak (misalnya motor listrik,
diesel dan penggerak mekanis lainnya) menjadi energi pneumatik oleh
kompresor udara (sumber udara mampat).
Energi pneumatik ini dapat dianggap sebagai energi potensial, energi kinetik fluida kerja atau pengangkut (udara mampat).
2. Perpindahan energi pneumatik oleh udara mampat yang mengalir
dari kompresor melalui bagian pengatur atau pengendali (sorong, katup).
a. ke silinder yang bergerak bolak-balik.
b. ke motor-motor udara mampat yang berotasi (berputar).
3. Perubahan energi pneumatik menjadi energi mekanik oleh pemakai
udara mampat (silinder atau motor udara mampat). Unsur-unsur pneumatik
ini mengubah energi potensial dan energi kinetik dalam udara mampat
menjadi energi mekanik yang akan menggerakkan penggerak-penggerak suatu
mesin produksi (mesin perkakas, perkakas angkut, mesin produksi dan
sebagainya).
Bagian pengatur dan pengendali berfungsi sebagai pembawa arus udara
mampat menurut cara-cara yang telah ditetapkan untuk pemakaian-pemakaian
udara mampat. Katup (dengan dudukan katup atau dengan sorongan) dapat
mengatur tekanan dan kecepatan aliran.
Bagian Utama Sistem Pneumatik
Dalam sistem pneumatik terdapat beberapa komponen utama, yang sering
disebut sebagai elemen kerja. Elemen kerja disini adalah suatu alat
pneumatik yang digerakkan dan akan menghasilkan suatu kerja dan usaha,
seperti gerak lurus, gerak putar, dan lain sebagainya. Umumnya disebut
juga sebagai aktuator (actuator). Jadi prinsipnya udara betekanan yaitu
udara kempaan yang sering juga disebut sebagai tenaga pneumatik dirubah
menjadi gerakan lurus bolak-balik (straight line reciprocating) oleh
silinder pneumatik dan gerakan putar (rotary) oleh motor pneumatik.
Komponen-komponen atau elemen kerja yang terdapat dalam sistem pneumatik
dalam sistem pneumatik, antara lain :
Silinder Pneumatik
Silinder pneumatik merupakan elemen kerja atau bagian pneumatik yang
akan menghasilkan gerak lurus bolak-balik, baik gerak itu beraturan
maupun yang dapat diatur. Berdasarkan prinsip kerjanya silinder
pneumatik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Silinder kerja tunggal (single acting cylinder)
Silinder kerja tunggal digerakkan hanya satu sisi arah saja. Oleh
karenanya hanya akan menghasilkan satu arah saja. Untuk gerak baliknya
digunakan tenaga yang didapat dari suatu pegas yang telah terpasang di
dalam silinder tersebut, sehingga besar kecepatannya tergantung dari
pegas yang dipakai. Ukuran elemen ini biasanya dilihat dari besarnya
diameter dan panjang langkahnya. Panjang langkah dari silinder kerja
tunggal ini terbatas pada panjang pegas yang dipakai.
Ganbar silinder tunggal
Keterangan:
1. Rumah silinder
2. Lubang masuk udara bertekanan
3. Piston
4. Batang piston
5. Pegas pengembali
1) Prinsip kerja
Dengan memberikan udara bertekan pada satu sisi permukaan piston, sisi
yang lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya bisa memberikan gaya kerja
satu arah. Gerakan piston kembali masuk diberikan oleh gaya pegas yang
ada didalam silinder direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder ke
posisi awal.
2) Kegunaan
Menurut konstruksinya, silinder kerja tunggal dapat melaksanakan berbagai fungus gerakan:
a. Menjepit benda kerja
b. Pemotongan.
c. Pengepressan
d. penganggatan
3) Macam-Macam Silinder Kerja Tunggal
a. Silinder difragma
Kontruksi silinder diafragma adalah tidak adanya gerakan geser dan
pergeseran sepanjang gerakannya sangat kecil sekali. Silinder ini banyak
dipakai untuk gerakan langkah yang pendek seperti untuk penjepitan,
penstempelan, dan pengangkatan.
b. Silinder rol diafragma
Konstruksi silinder rol diafragma adalah serupa dengan silinder
diapragma. Jika udara bertekanan dimasukkan kedalam silinder, maka akan
diterima oleh diapragma dan akan membuka gulungan sepanjang dinding
bagian dalam silinder. Seterusnya akan menggerakkan batang torak ke
depan (maju). Jenis silinder diapragma ini memungkinkan langkah batang
torak menjadi jauh lebih panjang (bisa mencapai 50 mm sampai dengan 80
mm).
Silinder kerja ganda (double acting cylinder)
Berbeda dengan silinder kerja tunggal, elemen ini dapat digerakkan dari
dua arah. Pada waktu langkah maju dan mundur dapat dipakai untuk kerja,
sehingga dalam hal ini akan dapat digunakan semua langkah. Secara
prinsip panjang langkah torak tidak sampai mendekati ujungnya. Sama
halnya pada silinder kerja tunggal, pistonnya terbuat dari bahan
fleksibel dan dipasang pada torak dari bahan logam.
Gambar silinder ganda
Keterangan:
1) batang / rumah silinder.
2) saluran masuk.
3) saluran keluar
4) batang piston
5) seal
6) bearing
7) piston
Prinsip kerja
Dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan piston (
arah maju ) sedangkan arah yang lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir,
maka gaya diberikan pada sisi permukaan tersebut sehingga batang piston
akan terdorong keluar sampai mencapai batas maksimun dan berhenti. .
Gerakan silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi permukaan
batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju)
udaranya terbuka ke atmosfir.
Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah gerakan
batang pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih fleksibel. Gaya
yang diberikan pada batang piston gerakan keluar lebih besar daripada
gerakan masuk. Karena efektif permukaandikurangi pada sisi batang piston
oleh luas permukaan batang piston
Macam-Macam Silinder Kerja Ganda
Adapun macam-macam silinder kerja ganda sebagai berikut:
a. Silinder berbantalan pelindung (double acting cylinder with end positioning cushioning).
Yang dimaksud dengan silinder berbantalan pelindung (double acting
cylinder with end positioning cushioning) adalah silinder pneumatik
kerja ganda dengan bantalan di kedua ujung (akhir) langkah. Hal ini
dimaksudkan sebagai pencegah kerusakan piston akibat tenaga yang cukup
besar. Sebelum torak mencapai langkah maksimum bantalan piston secara
langsung akan menghambat keluarnya udara, sehingga gerakan piston sudah
akan diperlambat akibatnya tahanan udara di sisi yang lain.
b. Silinder tandem atau saling bergandengan.
Konstruksi ini mencakup dua silinder kerja ganda yang dirakit menjadi
satu unit konstruksi. Melalui penataan seperti ini dan dengan masuknya
piston secara bersamaan, gaya pada batang piston menjadi berlipat ganda.
Silinder jenis ini dipasang disetiap tempat yang memerlukan gaya yang
besar, tetapi diameter silinder turut menentukan.
Katup Pneumatik
Sistem kontrol pneumatik terdiri dari beberapa komponen sinyal dan
bagian kerja. Komponen-komponen sinyal dan kontrol menggunakan rangkaian
atau urutan-urutan kerja dari berbagai kerja yang disebut katup (valve
). Jadi katup pneumatik adalah perlengkapan pengontrolan atupun
pengatur, baik untuk memulai (start) ataupun berhenti (stop). Arah
aliran atau tekanan dari suatu perantara yang dibawa oleh kompresor dan
disimpan dalam suatu bejana. (Drs. Suyanto, M.Pd, M.T,2003 : 40 )
(Suyanto,2003)
Pemasangan katup
Keandalan sebuah pengontrolan bertahap sangat bergantung pada pemasangan
katup batas ( limit switch ) yang benar. Untuk semua perencanaan
pemasangan katup batas harus bisa diatur posisi kedudukan dengan mudah
agar supaya mendapatkan keserasian koordinasi gerakan silinder dalam
urutan kontrol.
Penempatan Katup
Pemilihan katup yang cermat, penempatan yang benar adalah sebagai salah
satu persyaratan lanjutan, untuk keandalan sifat pensakelaran harus
bebas gangguan pengoperasiannya, hal ini memberikan kemudahan untuk
mereparasi dan memelihara. Pemakaian ini pada katup-katup dalam bagian
daya dan katup-katup dalam bagian kontrol.
Katup yang diaktifkan secara manual untuk sinyal masukan pada umumnya
ditempatkan pada panel kontrol atau meja kontrol. Maka dari itu praktis
dan tepat sekali untuk memakai katup-katup dengan pengaktifan yang bisa
ditempatkan pada katup dasar. Variasi pengaktifan tersedia untuk macam
yang luas dari fungsi masukan.
Penempatan katup kontrol harus bisa diambil dengan mudah untuk
mereparasi, mengeluarkan atau memodifikasi kerjanya. Penomoran komponen
dan pemakai indikator sebagai penunjuk untuk sinyal kontrol merupakan
hal yang paling penting guna untuk mengurangi waktu tunda dan memudahkan
pencarian kesalahan.
Katup-katup daya mempunyai tugas pengaktifan pneumatik untuk mengatur
sesuai dengan urutan tahapan kontrol yang telah ditentukan. Persyaratan
dasar untuk katup daya adalah untuk membolehkan membalik aliran udara ke
silinder begitu sinyal kontrol telah diberikan. Katup daya sebaiknya
ditempatkan sedekat mungkin dengan silinder. Agar supaya panjang saluran
bisa diperpendek dan juga waktu pensakelaran seideal dan sependek
mungkin . Katup daya bisa ditempatkan langsung ke pengatur. Sebagai
keuntungan tambahan adalah bahwa penyambung, slang dan waktu pemasangan
bisa dihemat.
Katup-katup Pneumatik secara garis besar dibagi menjadi 5 (lima)
kelompok menurut fungsinya, yaitu: (Drs. Suyanto, M.Pd, M.T,2003 : 40 )
1) katup pengarah ( direction way valve )
Katup pengarah adalah perlengkapan yang menggunakan lubang-lubang
saluran kecil yang akan dilewati oleh aliran udara bertekanan, tereutama
untuk memulai (start) dan berhenti (stop) serta mengarahkan aliran itu.
2) Katup pengontrol aliran ( flow control valve )
Katup pengontrol aliran adalah peralatan pneumatic yang berfungsi
sebagai pengatur dan pengendali aliran udara bertekanan (pengendali
angin) khususnya udara yang harus masuk kedalam silinder-silinder
pneumatik. Ada juga aliran angin tersebut harus di kontrol untuk
peralatan pengendali katup-katup pneumatik.
3) Katup pengontrol dan pengatur tekanan (pressure control valve)
Katup pengontrol dan pengtur tekanan adalah bagian dari komponen
pneumatik yang mempengaruhi tekanan atau dikontrol oleh besarnya
tekanan.
Macam-macam katup ini ada 3 kategori, yaitu:
a) Katup pengatur tekanan (pressure regulating valve)
Katup ini berfungsi untuk menjaga tekanan supaya terjadi tekanan yang
tetap (konstan). Aplikasi dari katup ini misalnya tekanan yang telah
diatur (distel) pada manometer harus dipindahkan pada batas konstan
terhadap elemen kerja atau penggerak walaupun tekanan yang disuplai
berubah.
b) Katup pembatas tekanan (pressure limiting valve)
Katup ini digunakan utamanya sebagai katup pengaman. Kerja utamanya
adalah mencegah tekanan udara yang berlebihan dari sistem pneumatik yang
ada. Jika tekanan maksimum sudah tercapai pada bagian masuk dari katup,
maka bagian keluar dari katup terbuka sehingga udara bertekana akan
keluar ke atmosfer.
c) Katup rentenan atau katup rangkai (sequence valve)
Prinsip kerja katup ini hampir sama dengan katup pembatas.
4) Katup penutup (shut-off valve)
Katup ini berfungsi sebagai pemberi atau pencegah aliran udara yang tak
terbatas. Artinya, jika aliran udara harus dihentikan, maka katup akan
bertindak. Tetapi jika di butuhkan aliran kecil, maka katup akan membuka
sedikit saja. Pemakain sederhana adalah pada keran air.
5) Katup-katup kombinasi/gabungan (combination valve)
Katup kombinasi merupakan katup pneumatik yang tersusun sedemikian rupa
hingga kerjanya menjadi sangat spesifik. Keberadaan katup-katup ini
memang dirancang untuk maksud-maksud tertentu yang tentunya disesuaikan
dengan kebutuhan operasi di segi otomatisasi.
Kompresor
kompresor adalah mesin untuk memampatkan udara atau gas, Kompresor udara
biasanya mengisap udara dari atmosfir. Namun ada pula yang mengisap
udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir. Dalam
hal ini kompresor bekerja sebagai penguat (booster). Sebaliknya ada
pula kompresor yang mengisap gas yang bertekanan lebih rendah dari pada
tekanan atmosfir.
Jenis-Jenis Kompresor
Adapun jenis-jenis kompresor terdiri dari dua kelompok, yaitu:
Kelompok pertama, adalah yang bekerja dengan prinsip pemindahan dimana
udara dikompresi (dimampatkan) dan diisikannya kedalam suatu ruangan.
Kemudian mengurangi atau memperkecil isi ruangan tersebut. Jenis ini
disebut kompresor torak. ( reciprocating piston compressor, rotary
piston compressor)
Kelompok kedua, adalah bekerja dengan prinsip aliran udara yaitu dengan
cara menyedot udara masuk kedalam bagian suatu sisi dam memampatkannya
dengan cara percepatan massa seperti pada prinsip sebuah turbin.
Selain jenis kompresor yang telah disebutkan diatas, kompresor juga diklasifikasikan berdasarkan konstruksinya, yaitu:
1) Klasifikasi berdasarkan jumlah tingkat kompresi:
- satu tingkat, dua tingkat ........banyak tingkat
2) Klasifikasi berdasarkan langkah kerja:
- kerja tunggal (single acting), kerja ganda (double acting)
3) Klasifikasi berdasarkan susunan silinder:
- mendatar, tegak,bentuk L, bentuk V, bentuk bintang
4) Klasifikasi berdasarkan cara pendinginan:
- pendinginan air, pendinginan udara
5) Klasifikasi berdasarkan transmisi gerak
- sabuk V, roda gigi
6) Klasifikasi berdasarkan penempatannya:
- permanen (stationary), dapat dipindah (portable)
7) Klasifikasi berdasarkan pelumasannya:
- pelumasan minyak, tanpa minyak
Penggerak Mula (Motor)
Yang dimaksud disini adalah tenaga penggerak utama (primer mover) dari
kompresor. Hal ini terutama tergantung dari syarat-syarat cara kerja
kompresor tersebut. Pada umumnya yang biasa dipakai sebagai penggerak
kompreor untuk mendapatkan udara mampat adalah motor listrik atau motor
bakar torak.
Jenis-jenis penggerak antara lain:
1. Motor listrik
Secara garis besar motor listrik diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
motor induksi dan motor sinkron, motor induksi mempunyai faktor daya dan
efisiensi yang lebih rendah dari pada motor sinkron. Arus awal motor
induksi juga sangat besar, namun motor induksi sampai 600 kW banyak
dipakai karena harganya relative murah dan pemeliharaannya mudah.
Adapun motor sinkron mempunyai faktor daya dan efisiensi sangt tinggi,
namun harganya mahal. Dengan demikian motor ini hanya dipakai bila
diperlukan daya besar dimana pemakaian daya merupakan faktor yang sangat
menentukan.
2. Motor bakar torak
Motor bakar torak digerakkan sebagai penggerak kompresor bila tidak
tersedia sumber listrik di tempat pemasangan, atau bila kompresor
tersebut merupakan kompresor portabel. Untuk daya kecil sampai 5,5 kW
dapat dipakai motor bensin, dan untuk daya yang lebih besar dipakai
motor diesel.
Bila dipakai motor listrik sebagai penggerak, maka transmisi yang dapat
digunakan adalah sabuk-V, kopling tetap dan rotor terpadu. Bila dipakai
motor torak dapat digunakan sabuk-V, kopling tetap atau kopling gesek
Penampung Udara Kempaan (receiver)
Udara yang diperoleh dari kompresor perlu adanya suatu pendinginan dan
penyimpanan dalam keadaan bertekanan sebelum digunakan untuk sesuatu
pekerjaan system. Sehingga fungsi dari penampung udara mampat tersebut
adalah sebagai tempat pendinginan dan penyimpanan udara mampat yang naik
suhunya setelah dikompresi oleh kompresor.
Penampung udara bertekanan ini juga berfungsi untuk menstabilkan
pemakaian angin. Penampung udara bertekanan yang kebanyakan dipakai
adalah tangki, karena tengki mempunyai sifat akan memperhalus fluktuasi
tekanan dalam jaringan ketika udara dipakai oleh jaringan tersebut.
Oleh karena itu, bagian dari uap lembab dalam udara dipisahkan, seperti
air, akan secara langsung mengembun didasar tangki. Sedangkan ukuran
dari penampung udara kempaaan tergantung pada:
a. Penghantar volume kompresor (debit kompresor)
b. Pemakaian udara
c. Jaringan
d. Perbedaan tekanan yang diijinkan dalam system.
Gambar Penampung udara bertekanan
Pressure gauge
Pressure gauge merupakan alat untuk memantau besarnya tekanan yang
terjadi pada sistem pneumatik. Keberadaan pressure gauge dalam sistem
pneumatik cukup vital karena dengan adanya pressure gauge seorang
operator akan tahu berapa tekanan yang akan terjadi dalam sistem
pneumatik ini.
No comments:
Post a Comment
Gunakan kata-kata yang sopan ....